Takengon, suaraaktivis.com Dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Takengon yang ke-448, Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah seharusnya memberikan momen yang membahagiakan bagi seluruh lapisan masyarakat. Namun, sangat disayangkan, perayaan tahun ini malah menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat, khususnya terkait dengan event Fun Run 5K yang diumumkan dengan biaya pendaftaran sebesar 50 ribu rupiah. 18/01/2025
Menurut Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Takengon-Bener Meriah, perayaan HUT Kota Takengon seharusnya menjadi momentum kebersamaan, bukan sarana untuk mengambil keuntungan dari partisipasi masyarakat. Biaya pendaftaran yang harus dibayar oleh peserta, sangat ironis jika dibandingkan dengan kenyataan bahwa acara tersebut merupakan bagian dari perayaan hari jadi kota yang seharusnya berorientasi pada pemberian ruang bagi seluruh elemen masyarakat untuk berpartisipasi tanpa beban finansial.
“Ini sangat lucu dan ironis. Masyarakat datang untuk merayakan hari jadi kota, tetapi mereka malah diminta untuk membayar. Kemana uang daerah yang seharusnya digunakan untuk kepentingan masyarakat? Apakah sudah habis untuk biaya SPPD (Surat Perintah Perjalanan Dinas) yang tak jelas? Duga afdhal
Kami mempertanyakan alokasi anggaran untuk kegiatan yang semestinya mempererat persatuan dan kebersamaan, bukan justru membebani masyarakat dengan biaya,” tegas Ketua HMI Cabang Takengon-Bener Meriah.
Di sisi lain, HMI juga menyoroti bahwa acara tersebut tidak memberikan manfaat langsung bagi masyarakat luas. Menghadirkan hadiah berupa sepeda gunung, strika, kompor gas, dan kipas angin memang menarik, namun hal tersebut tetap lucu karena merayakan nya harus membayar agar dapat kupon yang berhadiah jika beruntung.
HMI Cabang Takengon-Bener Meriah meminta kepada Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah dan dinas terkait untuk segera mengevaluasi dan merancang kembali perayaan HUT Kota Takengon yang lebih inklusif dan tidak membebani masyarakat. Momen penting seperti ini seharusnya bisa dimanfaatkan untuk mempererat tali persaudaraan dan memberikan kebahagiaan kepada seluruh warga kota tanpa adanya pembatasan yang justru menciptakan kesenjangan.
“Kami mendesak agar kegiatan ini di evaluasi kembali agar pemerintah lebih bijak dalam merencanakan acara serupa. Hari jadi kota adalah milik bersama, dan kami berharap perayaan ini dapat lebih dirasakan oleh masyarakat, bukan hanya oleh sekelompok orang yang mampu membayar biaya tertentu,” tutup Afdhalal gifari ketua umum HMI Cabang Takengon-Bener Meriah.
(Sadikin arisko)