Gayo Lues suaraaktivis.com Wira Yaqin pelas seorang aktivis Gayo yang saat ini sedang menempuh pendidikan di salah satu universitas Banda Aceh. 03/09/2024
Wira menyampaikan dalam tulisannya bahwa Kata Urgensi dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah keharusan yang mendesak hal sangat penting melihat dari pemaknaan KBBI urgensi kebutuhan utama yang tak tergantikan dengan hal lain yang bersifat sekunder.
Mulai dari ise-ise sampai dengan Putri Betung tersusun rapi pegunungan dihiasi dengan keindahan paru-paru dunia yaitu gunung Leuser yang mengelilingi wilayahnya, gemercik air dari urat urat pegunungan menjadikan wilayah gayo lues selain asri lagi sejuk. Masyarakat gayo yang menempati wilayah administratif kabupaten gayo lues sudah menyatu dengan alam disekitarnya dapat dilihat dari tingkat aktivitas masyarakat gayo lues yang masih gemar memanfaatkan alam untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, serai wangi dan nilam menjadi sejarah panjang yang memperkenalkan gayo lues kebanyak wilayah.
Kegemaran masyarakat gayo lues dengan bercocok tanam dan beternak dapat dilihat dengan banyaknya binatang ternak dan wilayah pertanian yang melimpah ruah menghiasi dataran tinggi di sepanjang kabupaten di gayo lues, namun kini lingkungan hidup tak lagi asri, udara tak lagi sejuk, suara mesin terdengar jelas di sudut sudut gayo lues sedang melakukan kegiatan apa dipinggiran gayo lues.
Kami memiliki keingin tahuan yang tinggi bertanya ke seorang ibu ibu di daerah salah satu desa di kecamatan Rikit Gaib yang berkata “Win Gayo Lues olok dih nge rusak, siloni pabrik nge le ie wilayah te nie si kuterihen siloni ara jamu kul ngeh, nguruk tanohte si megah”
artinya anakku Kabupaten Gayo Lues sudah sangat rusak sekarang, sekarang pabrik sudah banyak bertebaran di wilayah kita yang saya takutkan saat ini ada tamu besar datang mengorek tanah kita yang indah.
maksud dari ibu ini sangat tersirat sehingga saya menyimpulkan bahwa ada penambang yang akan hadir dan ini menjadikan masyarakat khawatir akan kondisi lingkungan hidup kedepannya satu (1) tahun ke depan atau lebih daerah tersebut.
Kekhawatiran masyarakat akan kondisi lingkungan hidup sangat wajar dan perlu ditanggapi serius oleh siapapun itu, baik pemerintah kabupaten, provinsi maupun nasional, melihat dari tingkat kebutuhan yang sangat dibutuhkan di gayo lues adalah makanan, dan hal ini dapat dilihat dari data statistik yaitu sebesar 60,59% masyarkat membelanjakan pendapatan untuk makan, menilik data kembali bahwa Gayo Lues mendapat penurunan asupan kalori dari tahun 2021 sebesar 79,6 menjadi 69,95 pada tahun 2023 ini perlu dipandang serius bahwa kebutuhan akan barang pangan sangat perlu serta sangat mendesak.
Berfokus pada pengembangan sumber daya masyarakat melihat potensi yang dimiliki masyarakat, dan melihat dari data BPS bahwa status pekerja yang berusa sendiri mengalami peningkatan dari tahun 2020 sebesar 6.825 meningkat di tahun 2020 menjadi 7.418, Gayo Lues perlu inovasi mandiri yang berfokus peningkatan potensi ke wirausahaan melihat potensi yang sangat besar, menurut data BPS setidaknya 80,32% masyarakat bekerja secara informal, itu artinya harus ada langkah serius bukan omong doang.
Melihat data yang ada, pertambangan bukanlah solusi dan Gayo Lues saat ini sangat tidak membutuhkan, selain itu potensi akan kerusakan alam sangatlah besar dan hal ini tak akan terkendali, berkaca pada kasus pencemaran oleh Bahan Kimia Berbahaya, limbah tambang, terutama dari tambang emas, seringkali mengandung bahan kimia beracun seperti merkuri dan sianida, yang dapat mencemari air dan tanah.
Sebuah penelitian oleh Environmental Science & Technology mengungkapkan bahwa kegiatan penambangan emas di daerah Poboya, Sulawesi Tengah, menyebabkan pencemaran merkuri di Sungai Poboya yang berdampak pada kesehatan masyarakat setempat (Aspinall & Sukmara, 2019).
Kasus Pencemaran Air di Freeport, Papua. Penambangan emas dan tembaga di tambang Grasberg, Papua, yang merupakan salah satu tambang terbesar di dunia, telah mengakibatkan pencemaran berat pada sungai-sungai di sekitarnya. Menurut laporan Amnesty International (2018), limbah tailing dari tambang ini telah menyebabkan peningkatan kadar logam berat di Sungai Ajkwa, merusak ekosistem air dan mengancam kehidupan masyarakat adat di daerah tersebut.
Erosi Tanah dan Banjir, hilangnya vegetasi akibat aktivitas penambangan sering menyebabkan erosi tanah yang parah
Tanah yang tidak lagi tertutup vegetasi menjadi rentan terhadap erosi, yang dapat mengakibatkan tanah longsor dan banjir. Sebuah studi yang dipublikasikan di Journal of Environmental Management menunjukkan bahwa erosi tanah akibat penambangan timah di Pulau Bangka mengakibatkan penurunan kesuburan tanah dan peningkatan sedimentasi di sungai-sungai (Pratiwi et al 2020)
Dampak Jangka Panjang terhadap Lahan Pertanian, degradasi lahan akibat tambang juga mempengaruhi pertanian di sekitar daerah tambang Contohnya, di daerah Sulawesi Selatan, penambangan nikel telah merusak lahan pertanian, mengurangi produktivitas pertanian dan mengakibatkan penurunan pendapatan bagi petani lokal (Sembiring et al 2017).
Sudahi drama dengan mengimingi lapangan pekerjaan, pertumbuhan ekonomi, pembualan ini sering terjadi ketika tambang belum berdiri, namun kekhawatiran diatas akan terjadi hal ini perlu dikaji ulang untuk menetapkan bahwa gayo lues butuh tambang, menurut data yang telah ditulis diatas bahwa sudah jelas wilayah dataran tinggi gayo sangat tidak mendesak kebutuhan akan tambang, kebutuhan saat berfokus pada pengembangan SDM di bidang pertanian, UMKM dan jasa, apalagi wilayah gayo lues di wilayah Leuser yang menjadi paru paru dunia yang bisa berfokus pada kredit karbon, hanya dengan menjaga alam gayo seharusnya sudah bisa sejahtera apalagi dengan sistem kredit karbon ini.
Penulis : Wira Yaqin pelas
(Sadikin arisko)