Diduga Salah Guna Anggaran Bimtek ke Bali Ketua Umum HMI, Minta (APH) Periksa Reje Kampung

Diduga Salah Guna Anggaran Bimtek ke Bali Ketua Umum HMI, Minta (APH) Periksa Reje Kampung

Spread the love

Aceh Tengah, suaraaktivis.com – Formatur/Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Takengon-Bener Meriah,Afdhalal Gifari, meminta Aparat Penegak Hukum (APH) untuk memeriksa Reje Kampung dan RGM yang diduga menggunakan dana desa sebesar 30 juta rupiah untuk kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) di Bali. Senin, 20 Mei 2024.

“Kegiatan itu tanpa sepengetahuan PJ Bupati Aceh Tengah, dana tersebut seharusnya dialokasikan untuk program ketahanan pangan di kampung tersebut,” kata Afdhalal Gifari

Afdhalal Gifari mengungkapkan, penggunaan dana desa untuk kegiatan Bimtek di luar daerah tidak sejalan dengan peruntukan yang telah ditetapkan dalam program ketahanan pangan.

“Dana desa yang berasal dari program ketahanan pangan seharusnya digunakan untuk memperkuat ketahanan pangan di kampung, bukan untuk perjalanan dan kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan kebutuhan dasar masyarakat, Tambahnya.

Menurutnya, pelaksanaan Bimtek di Bali tidak memberikan manfaat langsung kepada masyarakat kampung yang saat ini sedang membutuhkan dukungan dalam bidang pertanian dan pangan.

“Ini adalah bentuk penyalahgunaan anggaran yang harus segera ditindaklanjuti oleh pihak berwenang, maka dari hal tersebut, semua elemen wajib di periksa oleh APH agar kejadian serupa tidak terulang lagi,” tambah Afdhalal.

Selain itu, Afdhalal juga mendesak pemerintah daerah dan dinas terkait untuk memperketat pengawasan terhadap penggunaan dana desa agar tidak disalahgunakan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

Transparansi dan akuntabilitas dalam penggunaan dana desa sangat penting untuk memastikan bahwa anggaran tersebut benar-benar digunakan untuk kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Namun, beberapa warga kampung menyatakan kekecewaan mereka terhadap kebijakan yang diambil oleh pemerintah kampung.

“Kami berharap dana desa bisa digunakan untuk memperbaiki infrastruktur dan membantu para petani, bukan untuk kegiatan di luar daerah yang tidak ada dampaknya bagi kami,” kata seorang warga yang enggan disebutkan namanya”. Tutup Afdhal

(Sadikin arisko)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *